Selasa, 06 April 2010

Sebagian kumpulan jajanan di Bandung


Permisi, ane mo share..dpt info dari Forum ane.. ini ttg jajanan yang berada di kisaran bandung, yang harganya juga ga terlalu mahal koq!!

Artikel ini dibuat buat 'bloggermania' yang mungkin pengen coba Hunting makanan di Bandung. Entah itu untuk 'bloggermania' di luar bandung ataw untuk 'bloggermania' yang brada di bandung Juga (Buat Nambah Daftar makanan barangkali, hehehee...)
Satu catatan penting, selera sih balik ke masing" dari Anda..

1. Bebek Van Java



Bebek ini ada 2 macem, yang di goreng dan yang di bakar, sambel nya itu, pedess bangett, Semacem Bumbu penyet ataupun Kremes" nya juga ada. For catatan : Kremesnya itu murah banget, cmn 3000 perak dapet spiring. Harga kisaran 20rebuan perpaket. alamat ada di jl. Dipatiukur No 5a bandung (DAGO)

2. Warung Pasta



Makanan khas italy ini Bener" enak dan harganya juga bersahabat koq buat kantong mahasiswa. yg unik disini, kita milih dulu pastanya, apakah mao spagethi ataw smacem fetucini, trus trakhir pilih saos -nya de! buanyak banget pilihan saosnya, Disini ada spot wi-fi nya juga, harga kisaran 20-30rebuan. alamatnya di Ganesha No. 3 Bandung 40132 (Dago juga, pas belokan mao ke ITB)

3. Baso Solo Pasteur



Bakso/baso solo ini Enak banget, harganya 5rebu perak smangkok, ga cukup satu mangkok deh klo makan disini! dijamin!! tapi ati" klo ksini jangan jam" pulang kantor, coz slain penuh, baso ini juga bukanya sore" skitar jam 5 sorean. Baso solo pasteur ada di belokan pasirkaliki menuju tol pasteur, persis di bawah jalan layang.

4. Bakso Malang Enggal


Bakso Malang Enggal ini ada di jalan Burangrang no 12 bandung. Klo makan disini mending yg Smacem Gorengannya mendingan dipisah, jangan disatuin sama kuahnya. Lebih maknyuss. Bakso goreng ikannya tuh paling Enak! ga percaya? coba sendiri! hehe.. Harganya Per 1-an kira" 'srebuan'. Murah kan?? ;)

5. Nasi Goreng Bakar Puencheng



Nasi Goreng Bakar? ya emang aneh didenger, nasi goreng ini udah digoreng trus dibakar pake alat smacem buat ngelas.. :D Sumpah ga boonk, kaget ane juga pas pertama kali liad. Nasi goreng bakar ini bener" wangi, Dan yang paling penting tuh cabe rawit yg warnanya oranye, alias cabe rawit kriting, PUEDES!!! Acar nya juga mantabh!! dari pada beli yang emang" lewat mending ksini, harganya mulai '8rebuan', kalo ane sering beli nasi goreng bakar telor ceploknya. Rp 9.500,- Murah kan!! Oh ya alamadnya ada di sebelah nya baso malang enggal burangrang, tepat di belokannya.

6. Yoghurt Cisangkuy


Yoghurt ini Banyak banget Varian rasanya, mulai dari strawberry sampe moka ataw blueberry juga ada. Harga mulai 10rebuan. Ati" jajan di depan yoghurt cisangkuy! harganya mahal bangett!!

7. Ce'mar


Ce'mar ini Tipe makanan Nasi rames. beralamat di jalan banceuy. Tmp ini bukanya malem". mulai dari jam 7an. Ati" ngantrinya, panjanggg banget! Kudu cepet" de kl mao makan disini. harga tergantung kita ambil nya apa. tapi tetep murah koq.

8. Lotek Kalipah Apo




Bagi yg ga taw lotek itu apa, lotek itu Bentuknya hampir mirip gado". tapi soal rasa sih jauuhh. lebih enak mala kata ane. hehe.. terdiri dari sayur"an yg bikin badan sehat. 1 porsi cmn 15 rebu koq. ada di jalan Kalipah apo no 42

9. Perkedel Bondon



Unik bukan namanya??! Ini bukan Bondon yg Cewek nakal, Perkedel ini namanya bondon soalnya perkedel ini dijualnya jam 11 malem!! bused malem bener kan?? alamatnya ada di jalan stasiun selatan bandung. Soal harga, satuannya cmn 1rb perak doank koq..

10. Es Cendol Elizabeth




Es Cendol Elizabeth ini murah banget, se gelas cmn 2500 perak. Alamat pusat nya ada di jalan Inhoftank No. 3 A/201 A , klo cabang-cabang yg pake roda tapi asli punya Elizabeth Cmn ada di jalan sekitaran Astana anyar. Seger benerr!!

11. Batagor Kingsley


Jl. Veteran 25 Bandung.Menu andalan pastinya adalah Batagor/Siomay Goreng, Mie Bakso dan Yamin. Dengan kombinasi bumbu yg pas, dan batagor masih hangat/panas karene habis digoreng, pasti kita akan menikmati makan siang dengan nyaman. Selain itu, bisa dicoba juga Batagor Kuah yang segar. Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau, sehingga bisa dinikmati siapa saja. Selain itu, kita juga dihibur oleh Live Music accoustic dengan lagu2 oldies ataupun pop terbaru dari musisi jalanan yg sudah disiapkan Kingsley.

12. Soerabi Enhai




Soerabi khas bandung ini Banyak banget Variannya, mungkin terlengkap di dunia. hehe... Ada Keju, bahkan ada disiram pake saos duren. Harga macem" gan, kisaran 10 rebuan. Alamat ada di jalan setiabudhi no 186 bandung

nah sekian deh uraiannya..yaa klo ada yang mau nambahin silahkan.. :)
Semoga menjadi referensi dan selamat mencoba yaa...

Kamis, 02 Juli 2009

Keutamaan Berdzikir, Berdo’a dan Bertobat


by: Abdullah Gymnastiar ( Aa gym )

Suatu saat, selepas shalat, Rasulullah Saw berbagi sapa dan berbincang bincang dengan para sahabat tentang pelbagai hal. Dalam perbincangan itu, Rasulullah menyampaikan keutamaan majelis dzikir, do’a dan permohonan ampun kepada Allah Swt. Selain itu, beliau juga menekankan bahwa Allah Swt boleh jadi mengabulkan do’a seorang hamba, menghindarkannya dari bencana yang belum turun, menyimpan pahala do’anya di akhirat atau menghapusnya dosa-dosanya.

Beliau pun berceramah :

Sesungguhnya Allah Swt memiliki beberapa malaikat yang terus menerus berkeliling mencari majelis dzikir. Ketika menemukan majelis dzikir, mereka terus duduk di situ dengan menyelimutkan sayap sesama mereka hingga memenuhi ruang antara mereka dan langit yang paling bawah.
Ketika majelis itu usai, mereka bubar dan kemudian naik kelangit. Ketika berada dilangit, mereka ditanya oleh Allah Swt. Yang sebenarnya lebih tahu ketimbang mereka, “Kalian datang dari mana? !”
“Kami datang dari sisi para hamba-Mu di bumi yang mensucikan-Mu, mengagungkan-Mu, mengesakan-Mu, memuji-Mu, dan memohon kepada-Mu!” jawab mereka.
“Apa yang mereka minta?” tanya Allah Swt.
“Mereka memohon surga-Mu, “jawab mereka penuh takzim.
“Apakah mereka pernah melihat surga-Ku?” tanya Allah swt lebih jauh
“Tidak, wahai Tuhan,” jawab para malaikat dengan takzim.
“Betapa seandainya mereka melihat surga-Ku?” kata Allah Swt.
“Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu, “ucap mereka tetap takzim.
“Dari apa mereka memohon perlindungan kepada-Ku?” tanya Allah Swt lagi.
“Dari Neraka-Mu, wahai Tuhan,” Jawab mereka terus dengan takzim.
“Apakah mereka melihat Neraka-Ku ?” tanya Allah Swt sekali lagi.
“Tidak“ jawab mereka serempak.
“Betapa seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku,” kata Allah Swt.
“Mereka juga memohon Ampunan kepada-Mu, wahai Tuhan,” ucap mereka tetap dengan takzim.
“Aku telah mengampuni mereka, memberikan apa yang mereka mohon, dan melindungi mereka dari neraka,“ jawab Allah SWT.
“Wahai Tuhan, tapi dalam majelis mereka ada seseorang yang berdosa yang hanya kebetulan lewat lantas duduk bersama mereka,” lapor mereka.
“Dia juga Kami ampuni. Sebab, orang yang mau duduk bersama mereka tidak celaka !” jawab Allah SWT.

Rabu, 01 Juli 2009

Meraih Berkah dari Sebuah Apel


Oleh: Aidil Heryana, S.Sosi

dakwatuna.com - “Alhamdulillah, selama hidup saya tidak pernah makan sesuatu atau memberikan sesuatu yang dilarang Allah pada anak saya untuk dimakan. Anak perempuan saya baik dalam segala hal. Kalian adalah pasangan yang serasi. Semoga Allah Subhanahu wa ta`ala memberkati kalian dan menganugerahkan kalian anak yang shaleh. Saya memberikan kebun apel ini sebagai hadiah pernikahan kalian. Sekarang, pergilah menemui isterimu.”

Kalimat penuntas itu ditujukan kepada seorang lelaki Tsabit bin Ibrahim, yang tidak lain adalah ayah kandung Imam Abu Hanifah –seorang imam dan cendekiawan sepanjang masa– ketika masih muda telah menjadi seorang yang sangat shaleh, jujur dan suka menolong. Ia tidak pernah iri hati pada harta benda milik orang lain. Ia juga berusaha untuk tidak melanggar hak orang lain.

Siang itu udara panas sekali. Seorang anak muda berjalan sendiri, di tengah hutan gersang dengan pepohonan yang jarang. Tampak terseok-seok berjalan. Didera rasa haus dan lapar ia mencoba untuk tetap meneruskan perjalanan. Ternyata di hutan itu ia menemukan sebuah sungai kecil berair cukup jernih.

“Alhamdulillah air ini cukup membantu menghilangkan dahagaku.” Dia berkata dalam hati seraya membasuh mukanya.

Namun setelah air mengalir membasahi kerongkongannya, perutnya pun berteriak minta diisi. Sudah dua hari lebih ia belum makan. Sepanjang melintasi perjalanan tadi, ia belum menemukan makanan apapun. Jangankan hewan liar, pohon yang berbuah pun tak dijumpainya.

Sambil duduk memandangi sungai, ia merenungi perjalanannya, atau lebih tepat pengembaraannya. Telah beberapa waktu dilalui hidupnya untuk mengembara melintasi bumi Allah, sekedar mencari pengalaman hidup dan berguru pada mereka yang ditemuinya. Tanpa sadar karena lapar dan kantuk yang mulai menyerang, dilihatnya satu dua benda yang mengapung di sungai kecil itu. Dipandanginya lebih jelas. Ya, itu adalah buah, seperti buah apel karena merah warnanya. Bangkit dari duduknya kemudian mencari sebatang dahan kayu untuk menarik buah itu ke pinggir.

“Alhamdulillah, kalau rezeki tak akan kemana. Bismillahirrahmaanirrahiim
….hmm, lezat sekali apel ini. Serasa masih baru dipetik dari pohonnya.” Gumamnya, setelah 3-4 gigitan yang telah ditelan, tiba-tiba anak muda itu berhenti mengunyah apel tersebut.

“Astaghfirullah, buah ini belum diketahui siapa yang empunya, kok sudah aku makan tanpa seijinnya.” Sejenak kemudian mengalir air matanya. Terisak ia.

“Buah ini belum halal bagiku. Duhai perutku maafkan diriku yang telah memberikan sesuatu yang belum jelas kehalalannya padamu.” Terdiam, buah apel yang sudah separuh dimakan itu kemudian ia pandangi, berpikir mencoba mengolah isi hatinya. Sebuah sikap langka untuk sekarang ini.

Saat ini kejujuran begitu sulit ditemui. Kejujuran sudah menjadi barang langka, jangankan untuk mengembalikan atau menghalalkan sepotong apel, uang triliunan rupiah dibawa kabur sambil tidak ada niat untuk mengembalikannya. Atau untuk hal-hal “kecil” seperti menggunakan aset kantor untuk keperluan pribadi, sudahkah kita menghalalkannya?

“Aku harus menemukan sumber dari buah apel ini. Bertemu dengan pemiliknya dan meminta kepadanya untuk mengikhlaskan satu buah apel ini untuk menjadi rezekiku.”

Bergegas ia membereskan perbekalannya dan kemudian berjalan menyusuri sungai kecil itu untuk menemukan sumber buah apel yang dimakannya. Hingga sampailah ia di sebuah kebun kecil di pinggir sungai yang disusurinya itu. Tampak ada beberapa ladang dengan beberapa jenis tanaman lain di dekat situ, juga sebuah gudang kecil. Sejurus kemudian tertahan pandangannya pada sebuah rumah yang sederhana namun cukup asri yang menunjukkan penghuninya adalah orang yang rajin merawatnya. Menujulah ia kesana dengan harap-harap cemas dapat bertemu pemiliknya.

Pemuda Tsabit sesekali membandingkan apel yang ada di tangannya dengan apel yang ada di sekitar kebun itu. Tsabit yakin apel yang ada di tangannya itu berasal dari kebun itu.

“Assalamu’alaikum..”
“Wa alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh..”

Sesosok lelaki paruh baya muncul dari balik pintu.
“Siapakah engkau wahai anak muda?”
“Nama saya Tsabit bin Ibrahim, apakah bapak pemilik rumah ini, juga kebun dan ladang di dekat rumah ini?”
“Betul, sayalah pemiliknya.”
“Apakah kebun apel itu juga milik bapak?”
“Iya, kebun itu milik saya, sekarang sedang berbuah.
“hmm, silakan masuk dan duduk dulu.”

“Begini tuan, saya adalah seorang pengembara, ketika sedang dalam perjalanan, saya menemukan sungai kecil. Disitu kemudian saya temukan beberapa buah apel yang terapung. Karena lapar yang telah begitu mendera , saya ambil dan saya makan. Saya baru sadar bahwa buah ini pasti ada yang punya sebelumnya, hingga kemudian saya mengikuti sungai tadi dan menemukan kebun dan rumah Tuan” lanjutnya sambil memperlihatkan buah apel yang tinggal separuh.”

“Hmm….”, lelaki pemilik rumah itu bergumam pendek.
“Maafkan saya, sudilah kiranya Tuan yang baik hati untuk mengikhlaskan buah apel ini untukku. Tanpa keikhlasan Tuan, niscaya buah apel ini akan menjadi barang haram yang saya makan, dan saya akan menyesalinya seumur hidup saya. Tak terperi rasanya dalam urat nadi saya mengalir darah yang yang disusupi ketidakhalalan. Bagaimana pertanggungjawaban saya terhadap keturunan saya, darah daging saya kelak??” Pemuda ini kembali menyaput air mata yang menggenang..

Pemilik kebun itu adalah seorang yang alim dan shaleh. Ia tahu, dalam pandangan agama tidak ada alasan untuk tidak mengizinkan seseorang makan apel yang ditemukan di pinggir sungai.

Ia merenung, “Saya ingin mengetahui, apakah anak muda ini benar-benar seorang yang ‘alim, yang takut pada Allah karena telah melakukan sesuatu yang ia tidak yakin apakah itu benar atau salah. Atau ia hanya seorang pembual bermuka dua, yang hanya ingin menarik perhatian?” Untuk bisa menjawab pertanyaan itu, akhirnya pemilik kebun apel memutuskan untuk menguji anak muda tersebut.

Setelah beberapa saat pemilik kebun apel berkata dengan roman muka yang masam. “Anak muda, saya tidak bisa begitu mudah memaafkan kamu, saya punya persyaratan untuk itu.” Tiba-tiba ia mendapat ide untuk menguji anak muda ini.

“Baiklah, tapi saya mengajukan persyaratan. Untuk apel yang telah engkau makan, engkau harus membayarnya dengan bekerja di kebunku selama 3 tahun tanpa bayaran. Jadi engkau hanya akan mendapat makanan dan minuman sehari-hari sebagai upah bekerja itu. Dan untuk itu, engkau boleh menempati gudang di sebelah itu sebagai tempat bernaungmu.”

Awalnya Tsabit muda bersiteguh untuk membayar apel itu, tetapi pemilik kebun apel tidak mengizinkannya. Tercekat pemuda itu mendengar ucapan si orang tua. Lama ia terdiam, kacau, kalut, menimbang-nimbang. Akhirnya, setelah menghela nafas sambil beristighfar berkali-kali, ia mengangguk. Tidak ada pilihan lain. Ia harus memperbaiki kesalahannya, agar dimaafkan. Tanpa berpikir panjang lagi segera ia menyetujui persyaratan yang sulit itu. Selama tiga tahun ia bekerja untuk pemilik kebun apel itu.

“Tuan, mungkin sudah ditakdirkan oleh Allah, ini sudah menjadi suratan nasib saya. Kiranya Allah mengetahui apa yang terbaik bagi saya demi halalnya makanan yang masuk ke dalam tubuh saya ini.”

Akhirnya bekerjalah sang anak muda itu di kebun dan ladang lelaki tua. Dengan giat dijalani hidupnya di ladang dan kebun tersebut. Seraya selalu memohon keberkahan dalam lakon hidup yang dijalaninya.

Setelah 3 tahun berjalan, anak muda itu kemudian menemui pemilik kebun.
“Tuan, hari ini hari terakhir saya bekerja disini. Saya telah menyelesaikan janji saya memenuhi permintaan Tuan.”

Pemilik kebun apel sadar, bahwa anak muda ini, yang sedang berdiri di hadapannya, adalah orang yang luar biasa. Anak muda ini telah memikat hatinya dan karenanya ia tidak akan membiarkan anak muda ini pergi begitu saja.

Pemilik kebun apel sejenak kemudian menjawab, “Tunggu dulu anak muda, masa 3 tahun sudah engkau jalani, namun saya belum dapat memaafkan. Persayaratan terakhir adalah engkau harus menikahi putriku semata wayang. Yang perlu engkau ketahui bahwa ia tidak dapat menggerakkan tangannya, tidak bisa berjalan, tidak bisa mendengar dan tidak bisa melihat. Seandainya engkau menerimanya sebagai istri, maka kuikhlaskan buah apel dari kebunku yang engkau makan waktu itu.”

Jujur saja, menikahi seorang wanita cacat, adalah perkara yang sulit. Persyaratan ini sangat berat bagi Tsabit. Tapi hidup dengan mengabaikan suara hati nurani dan ketika kelak meninggal dan akan bertemu dengan Allah, tentunya lebih berat lagi. Tsabit merenung, begitu aneh perannya dalam kehidupan yang bisa terjadi, hanya karena menemukan apel yang sedang menggelinding di tepi sungai, lalu menggigitnya tanpa berpikir panjang. Sambil memandang tanah dengan wajah pucat pasi Tsabit berkata :

“Duhai, ujian apa lagi ini ya Allah, setiap lelaki tentu mengharapkan istri yang sempurna, secantik bidadari, bermata jeli dengan riasan mahkota permaisuri di kepalanya. Tak terbayang betapa berat semua ini.” Pilu doanya dalam hati.

Namun sebagai. “Ya, saya menyetujui persyaratan Tuan, dengan begitu sebaiknya Tuan memaafkan saya.” akhirnya lelaki yang teguh memegang janjinya itu mengangguk. Di dalam setiap ujian, ada hikmah yang semoga dapat meningkatkan ketakwaannya.

Beberapa hari kemudian, Tsabit menikah dengan anak perempuan si pemilik kebun apel secara sederhana. Pada malam harinya, Tsabit pergi menuju kamar pelaminan, dimana mempelai wanita telah menunggunya. Di sana ia melihat seorang muslimah impian yang cantik jelita, yang tersenyum padanya. Tsabit merasa takjub dan terheran-heran:

“Ya Allah, saya telah salah masuk kamar.” Tsabit bergegas meninggalkan kamar dan dalam sekejab ayah wanita itu datang menghampirinya.

“Maaf, saya telah salah masuk kamar.” Tsabit mencoba menjelaskan dengan wajah tersipu malu.

“Itu bukan kamar yang salah. Ia adalah anak perempuan saya.” jawab si pemilik kebun apel yang sekarang telah menjadi mertuanya.

“Saya sudah menemuinya. Tapi ia bukanlah anak perempuan seperti yang Tuan ceritakan pada saya. Ia sama sekali tidak cacat seperti yang Tuan katakan.”

Mertuanya berkata sambil tersenyum, “Anakku! Anak perempuan saya lumpuh, karena ia sampai saat ini tidak pernah memasuki tempat hiburan manapun, ia buta, karena sampai sekarang tidak pernah memandang laki-laki yang tak dikenalnya, ia juga tuli, karena ia selama ini tak pernah mendengar fitnah dan hanya mematuhi Al Qur’an dan kata-kata Rasululllah Shalallaahu Alaihi wa Sallam.”

Subhanallah sungguh keshalihahan seorang muslimah sejati. Hal Ini juga sudah langka. Saat ini kita begitu sulit menemukan seorang muslimah yang “buta, bisu, tuli, dan lumpuh” dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah. Mungkin ada, tetapi begitu sulit menemukannya. Mungkin, bagi seorang laki-laki yang menginginkan muslimah seperti ini, setidaknya harus memiliki kejujuran yang dimiliki oleh Tsabit.

Karena alasan itulah sang pemilik kebun mempertimbangkan secara mendalam dan akhirnya mengambil keputusan menyerahkan anak perempuannya kepada Tsabit, karena dia telah yakin bahwa Tsabit pantas mendapinginya. Karena takut pada sari apel yang telah masuk ke dalam perutnya, setuju untuk bekerja selama 3 tahun hanya agar kesalahannya dimaafkan.

“Alhamdulillah, selama hidup saya tidak pernah makan sesuatu atau memberikan sesuatu yang dilarang Allah pada anak saya untuk dimakan. Anak perempuan saya baik dalam segala hal. Kalian adalah pasangan yang serasi. Semoga Allah Subhanahu wa Ta`ala memberkati kalian dan menganugerahkan kalian anak yang shaleh. Saya memberikan kebun apel ini sebagai hadiah pernikahan kalian. Sekarang, pergilah menemui isterimu.”

Begitu mendengar kata-kata itu, Tsabit segera melupakan semua kegundahan di hatinya selama ini dan pergilah ia menuju pasangan hidupnya yang berharga dan sangat dikasihinya. Dari pernikahan ini lahirlah Imam besar Abu Hanifah, yang mengajarkan dasar-dasar Mahzab Hanafi.

Tsabit telah memakan setengah buah apel, terus mencari pemiliknya meskipun harus menempuh perjalanan sehari semalam. Kemudian dia sanggup untuk menikahi anak pemilik kebun meskipun dikatakan bahwa putrinya tersebut buta, tuli, bisu, dan lumpuh. Sungguh semua itu dilakukan Tsabit demi kehalalan sebuah apel. Namun karena ‘kehalalan’ inilah dia beroleh berkah dari Allah.

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi.” (QS. Al Fathir:29)

Sumber:

http://www.dakwatuna.com/2008/meraih-berkah-dari-sebuah-apel/

Saya seperti ini...???



Untuk Fadli Moely'ansyah' Abbas yang lahir di bulan Oktober.

Berikut ini adalah rahasia bulan kelahirannya :

* Suka ngobrol
* Mencintai orang yang mencintainya
* Suka langsung mengarah ke pusat permasalahan
* Menarik dan pandai membujuk
* Memiliki kecantikan dalam dan luar
* Tidak suka berbohong atau berpura-pura
* Simpatik
* Suka memperlakukan teman seperti orang penting
* Selalu berusaha mencari teman
* Gampang terluka dan gampang pula ´sembuh´
* Temperamen buruk
* Egois
* Jarang membantu, kecuali jika diminta
* Penghayal
* Sangat terpengaruh dengan pendapat pribadi
* Tidak peduli dengan pendapat orang lain
* Emosional
* Cepet mengambil keputusan
* Peramal hebat
* Suka bertualang, seni, dan karya sastra
* Tutur bahasa halus, suka mencintai dan menyayangi
* Romantis
* Gampang tersinggung dan mudah cemburu
* Sangat perhatian
* Suka bergerak diudara terbuka
* Adil dan tidak berat sebelah
* Boros dan mudah dipengaruhi
* Mudah kehilangan percaya diri

yaa soal benar tau gak..ya cuma saya yang tau..heheeeee ;)

Fad 010709

Selasa, 09 Juni 2009

Brotherhood


saat touring bersama "Compac Community'' ke Dieng,Jateng... =)